web site hit counter
Movie

4 Judul Film Indonesia Tahun 80-an

Perfilman Indonesia terus berkembang baik tentang kualitas, skenario, aktor-aktor yang mumpuni, dll. Prestasi dalam dunia perfilman pun patut diacungi jempol. Bahkan, beberapa aktor kenamaan Indonesia telah mendapat peran di kancah perfilman luar negeri, Hollywood. Banyak prestasi yang membanggakan lain. Begitu juga film Indonesia tahun 80-an yang tak kalah menarik dibicarakan.

Sejarah perfilman di Indonesia pun tidak lepas dari film-film terdahulu yang telah diproduksi. Film-film Indonesia pada tahun 80-an pun tak kalah bagusnya dengan film zaman sekarang. Film produksi tahun 80-an juga sarat akan makna, dan hal-hal lain yang dapat dipetik pesan moralnya. Berikut di bawah empat ringkasan cerita film 80-an rekomendasi yang dapat Anda simak.

Film Indonesia tahun 80-an yang Direkomendasikan untuk Anda

1. Sang Guru (1981)

Sang Guru menjadi film pertama tahun 80-an yang disarankan untuk Anda tonton, yang disutradarai oleh Eduart Esta Sirait. Diperankan oleh aktor S. Bagio serta aktris Rahayu Effendi. Film yang diadaptasi dari drama Topaze tahun 1928, yang ditulis oleh seorang penulis Perancis.

Dikisahkan bahwa Topaz, merupakan seorang guru miskin yang jujur. Kejujuran yang dimiliki Guru Topaz terus ditawar harganya. Orang pertama yang menawar yaitu kepala sekolah bernama Mursalin. Seorang Mursalin memiliki anggapan bahwa pendidikan dapat dibeli. Ketika orang tua mengeluh nilai rapot anak mereka jelek, berimbas pas pemecatan Topaz.

Film Sang Guru (1981)
Film Sang Guru (1981)

Kepala sekolah berkeinginan untuk mengganti nilai-nilai di rapot para siswa menjadi baik. Namun, Topaz masuk ke dalam jebakan lain. Inge Rosa seorang ibu yang mendaftarkan les privat anaknya pada Guru Topas, serta nyonya Kunto yang merupakan pengusaha yang kehidupannya diwarnai hasil dari korupsi dari transaksi dengan pejabat-pejabat pemerintah.

Kemudian Topaz dipekerjakan di perusahaan milik nyonya Kunto. Satu tahun kemudia, ia mengetahui semua trik yang digunakan dalam perdagan di perusahaan. Topaz menggunakan langkah yang baik dan sah, di waktu yang bersamaan ia menyiapakan untuk berhadapan dengan Inge serta Nyai Kunto.

Saat terjadi konflik, Nyai Kunto tidak dapat mengelak atas gugatan yang disampaikan oleh Topaz. Inge pun hancur. Namun Topaz membutuhkan Inge karena telah ada perasaan cinta yang bersemi. Tetapi keanehan terjadi, murid-muridnya berkumpul di depan perusahaan dan menyanyikan lagu guru.

Lagu itu mengingatkan tentang ajaran sopan santun. Topaz menemukan jati diri, hati nuraninya, serta tempat di antara muridnya. Film ini merupakan kisah yang lengkap tentang permasalahan sosial dan menjadi efektif. Lagu terakhir yang dimainkan dalam film dianggap menjadi pujian indah bagi para guru.

2. Pernikahan Dini (1987)

Di zaman milenial ini, banyak sekali digembor-gemborkan masalah nikah muda. Tidak sedikit yang beranggapan bahwa menikah muda menyenangkan. Padahal, ketika di usia yang masih muda, masalah emosi yang belum stabil, ekonomi, dll. Hal tersebut seperti cerita film Indonesia tahun 80-an berjudul Pernikahan Dini.

Pernikahan Dini (1987)
Pernikahan Dini (1987)

Film ini mengisahkan remaja putra bernama dan remaja putri bernama Dini yang menikah karena hamil terlebih dahulu atau hamil di luar nikah. Sifatnya yang tetap childish walaupun sudah mempunyai anak. Heru yang bekerja sebagai sopir taksi, membuat Dini secara diam-diam menerima uang dari orang tuanya tanpa sepengetahuan suaminya, Heru.

Lama-kelamaan pasangan suami istri yang menikah muda ini sering bertengkar, hingga membuat Dini pergi ke rumah orang tuanya. Ayah Dini yang tidak menyetujui pernikahan anaknya, yang juga membuat Heru menyesal atas pernikahan yang terpaksa. Untuk mengetahui bagaimana cerita lengkapnya, Anda dapat menonton filmnya langsung.

3. Sebening Kaca (1985)

Dikisahkan bahwa Effendi sudah bekeluarga dan mempunyai usaha mainan untuk anak-anak, tidak membuatnya mempunyai sifat dewasa malah sebaliknya. Mempunyai seorang ibu yang menjadi satu-satunya seorang wanita yang sangat patuh dan dicintai. Ia bercerai dengan istrinya bernama Tining.

Kemudian menikah lagi dengan Yanti yang merupakan sahabat sadara perempuannya serta sahabat mantan istrinya. Tak jauh berbeda dengan Tining, Effendi juga memperlakukan Yanti sama seperti sebelumnya. Yanti juga dibuat tertekan atas kelakuan suaminya dalam memperlakukan sekretarisnya, Marina di kantor setiap jam pulang kantor.

Sebening Kaca (1985)
Sebening Kaca (1985)

Suatu hari, Yanti memergoki suaminya yang tengah berada di tempat ekslusif membuatnya merasa tidak tahan lagi atas perilaku suaminya. Membuatnya pulang ke rumah orang tuanya dalam keadaan mengandung dan menolak untuk pulang ke rumah ketika dijemput oleh suaminya. Sikap yang keras ditunjukkan Yanti, menjadikan Effendi berubah bersikap sebaliknya.

Kemudian Effendi menunjukkan sungguh-sungguh perubahan sikapnya, dan menyatakan perasaan cintanya terhadap Yanti. Menyatakan cinta adalah sesuatu hal yang tidak pernah dilakukan Effendi sebelumnya. Hal itulah yang membuat Yanti mau kembali pulang ke rumahnya. Film ini merupakan film keluarga pilihan untuk Anda.

4. Naga Bonar (1987)

Film ini bercerita tentang seorang bernama Naga Bonar yang merupakan copet di daerah Medan. Ia kerap kali masuk dan keluar dari penjara Jepang. Naga Bonar memiliki sahabat bernama Bujang. Ketika telah keluar dari penjara, Bang Pohan berkata tentang kemerdekaan bangsa Indonesia telah diproklamasikan di Jakarta.

Namun, di Medan belum ada kesempatan untuk melakukan proklamasi harus kembali berperang dengan Belanda yang masuk kembali ke Indonesia yang bertujuan ingin menguasai Indonesia lagi. Dokter Zulbi (teman Bang Pohan) yang telah menolong Naga Bonar saat jatuh sakit yang dikabarkan menjadi mata-mata Belanda ditampik narator radio.

Nagabonar (1987)
Nagabonar (1987)

Narator berita menyampaikan bahwa berita tersebut hanya isu belaka. Ketika terjadi perlawanan dengan Belanda, Naga Bonar berada di barisan terdepan. Perlawanan dalam melawan Belanda berlangsung sengit. Markas pun memberi perintah mundur kepada Naga Bonar beserta pasukannya, karena akan berunding dengan Belanda.

Naga Bonar menjadi perwakilan Indonesia ketika perundingan. Karena ia tidak bisa membaca peta, malah menunjuk bahwa Parit Bundar merupakan wilahnya. Padahal, tempat tersebut adalah tempat yang dirampas oleh Belanda kata Lukman seorang juru tulis pasukannya. Naga Bonar pun mulai jatuh cinta pada Kirana ketika pasukan dari desa pindah ke markas.

Kirana merupakan putri dokter Zulbi. Naga Bonar yang mendekati Kirana pun mendapat respon baik. Satu hari kemudian, Baju jenderal milik Naga Bonar diambil oleh Bujang dan dikenakannya untuk melawan Belanda ke Parit Bundar. Hal naas pun terjadi, Bujang tewas di sana.

Kematian Bujang membuat Naga Bonar sangat berduka. Hal itu membuat Naga, Kirana, beserta pasukan menuju ke Parit Bundar untuk balas dendam atas kematian Bujang. Keinginan mereka untuk menghancurkan markas Belanda pun berhasil. Film ini berakhir dengan pidato Kirana dan Naga Bonar untuk pemuda-pemuda di Indonesia.

Bagaimana, menarik bukan? Empat judul film di atas dirangkum untuk Anda, ada dalam berbagai masalah di sekitar kita. Permasalah ekonomi, sosial, bahkan tema kepahlawanan seperti dalam film Naga Bonar. Beberapa judul di atas pun telah dibuat ulang menjadi film baru. Film tahun 80-an di atas dapat menjadi pilihan Anda untuk bernostalgia dengan film zaman dulu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Alasan untuk Mematikan Adblock

Untuk dapat mengakses konten kami, silahkan terlebih dahulu mematikan plugin Adblock. Karena di beberapa fitur tidak dapat digunakan ketika anda menggunakan Adblock.